Penyakit sifilis merupakan penyakit yang menular, oleh karena itu waspadailah karena 90% dari kasus yang terjadi adalah di negara yang sedang berkembang. Penularan penyakit tersebut tidak pandang bulu baik laki-laki maupun perempuan di segala usia bahkan anak kecil dan bayi juga dapat tertular penyakit ini. Untuk mengetahui secara lengkap tentang penyakit sifilis yang meliputi pengertian sifilis, penyebab, penularan, ciri-ciri, gejala dan pengobatan penyakit sifilis akan saya uraikan secara lengkap karena pada uraian tentang Gejala Penyakit Sifilis, Penyebab dan Obatnya kali ini juga di lengkapi dengan cara pencegahan dan proses penularan bakteri penyebab sifilis yang berguna untuk menghindari terjangkitnya penyakit tersebut. Untuk mengetahui lebih jelasnya, silakan anda simak tentang penyakit sifilis seperti di bawah ini.
Penyakit Sifilis
Bagi anda yang mengalami kelainan kulit pada bagian tubuh dan alat kelamin tentunya bertanya-tanya tentang "penyakit apakah yang sedang terjadi"? karena penyakit sifilis atau di kenal dengan raja singa ini lebih sering muncul dan menimbulkan gejala yang berupa kelainan pada kulit yang sensitif dan biasanya lebih sering terjadi pada alat kelamin dan di sekitar mulut yang berupa luka dengan ciri-ciri tertentu.
Penyakit sifilis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, yang secara morfologik dan serologik sama dengan T.pertenue. Bakteri penyebab sifilis ini jika menempel di alam bebas maka tidak bisa bertahan hidup dan akan mati hanya dalam beberapa jam kemudian. Oleh karena itu proses penularannyapun tidak melalui perantara atau tempat yang tidak jelas dan akan menular dengan sebab-sebab tertentu. Menurut proses perkembangan penyakit dan tingkat bahayanya, penyakit sifilis ini di bagi menjadi beberapa bagian dan dari jenis sifilis tersebut juga mempunyai ciri-ciri, gejala dan tingkat bahaya yang berbeda. Adapun pembagian dari jenis-jenis sifilis tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sifilis Primer
Penyakit sifilis primer akan di mulai dengan masuknya bakteri kedalam tubuh antara 10-90 hari atau rata-rata 3 minggu yang di tandai dengan ciri-ciri adanya luka pada alat kelamin dan di sekitar mulut atau bahkan di dalam mulut. Pada sifilis primer termasuk golongan yang mudah menular dan yang sering terjadi penularan melalui hubungan seksual. Pada fase ini juga terjadi port d`entree papel erosif di tandai dengan kondisi yang berupa:
- Umumnya soliter atau tidak berkelompok, berbatas tegas, berbentuk bulat atau lonjong.
- Memiliki dasar yang bersih merah seperti daging.
- Kulit sekitarnya tenang.
- Indurasi dan indulen (tak sakit bila di tekan).
Sifilis primer yang berupa benjolan/papel tersebut kemudian dapat berubah menjadi ulkus yang disebut dengan ulkus durum yang mempunyai ciri dan sifat yang masih sama seperti di atas. Sedangkan pada lesi atau luka pada alat kelamin akan selalu di temukan kuman penyebabnya yang kemudian lesi tersebut akan menghilang sendiri tanpa bekas antara dalam kurun waktu antara 3-8 minggu walaupun tanpa di obati. Pada masa ini juga akan terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional yang terletak pada inguinal medial yang kemudian juga akan terbentuk kompleks primer yaitu terjadi pembesaran yang saling terlepas, tidak melekat pada kulit dan dasar permukaan yang licin, padat, kenyal yang tidak terasa sakit.
Untuk lebih mudahnya bahwa tanda-tanda seseorang yang terkena sifilis primer akan di tandai dengan ciri-ciri seperti di bawah ini.
Gejala penyakit sifilis memang berfariasi antara satu sama lain. Namun secara umum gejala dari penyakit sifilis primer meliputi:
1. Adanya luka
Penderita sifilis mengalami luka pada alat kelamin atau di dalam mulut yang biasanya tidak berkelompok. Sedangkan luka di dalam mulut dapat menyebabkan radang tenggorokan karena infeksi pada bagian mulut.
2. Tidak menimbulkan rasa sakit.
Secara umum, luka pada bagian kulit akan menimbulkan rasa nyeri atau sakit, namun luka akibat penyakit sifilis tidak menimbulkan keluhan apa-apa.
3. Tidak gatal di kulit.
Selain tidak terasa sakit, luka akibat serangan penyakit sifilis tersebut juga tidak terasa sakit, oleh karena itu waspadailah akan adanya luka pada bagian tubuh yang demikian.
4. Ulserasi keras
Luka terbuka yang bisa juga menyerupai kutil maupun bintik merah juga merupakan salah satu dari ciri penyakit sifilis.
2. Sifilis Sekunder
Sifilis ini akan di mulai dari masa masuknya bakteri atau inkubasi bakteri penyebab sifilis tersebut antara 6-8 minggu setelah terjadinya sifilis primer yang di tandai denga adanya ruam merah pada telapak tangan dan telapak kaki dengan bentuk ruam merah yang berbentuk lonjong atau bisa juga bulat. Penyakit sifilis pada stadium ini di kenal dengan "the greatest imitator of all the skin disease", karena keadaan atau efloresensinya yang sangat bervariasi yang menyerupai bermacam-macam penyakit. Walaupun lesi dapat berbentuk berbagai macam namun tidak bisa berbentuk vesikobulosa kecuali pada sifilis kongenital. Lesi akan berbentuk makula merah, bulat dan tidak terasa gatal atau reseola sifilitika yang kemudian juga akan mengalami hipopigmentasi atau leukoderma sifilitika.
Penyakit sifilis pada fase ini lesi atau luka pada alat kelamin juga akan dapat berbentuk benjolan kecil/papel yang kemudian bisa melebar yang biasa disebut dengan kondilomatalata. Sedangkan kondiloma yang berbentuk polisiklik yang biasa terletak pada batas rambut dan dahi yang disebut dengan korona venerik. Sedangkan bentuk lain juga di temukan seperti papuloskuamosa yang di sebut sifilis frambusiform apabila skuamanya telah hilang dan bentuk lain juga akan di temukan yaitu pustel dan apabila meluas maka di sebut sebagai lues maligna dan apabila meluas yang sekaligus mengering maka di sebut rupia sifilis. Pada stadium ini akan berlangsung selama 1-3 bulan.
Adapun secara umum ciri dan gejala seseorang yang mengidap penyakit sifilis skunder ini menimbulkan gejala ruam pada telapak tangan dan kaki atau bisa juga pada tumit.
3. Sifilis Laten
Penyakit sifilis pada fase ini tidak menimbulkan gejala pada tubuh yang terlihat secara nyata karena seakan-akan penyakit tersebut sudah hilang namun kenyataannya masih bertahan di dalam tubuh hingga berbulan-bulan bahkan sampai 2-3 tahun yang kemudian dapat muncul kembali dengan menimbulkan efek yang berbahaya pada fase berikutnya.
4. Sifilis Tersier
Sifilis ini akan timbul antara 3-10 tahun setelah terjadinya sifilis primer dan skunder yang sempat menghilang bertahun-tahun. Sifilis tersier ini termasuk golongan sifilis laten pada fase lanjut dan penyakit sifilis pada stadium ini akan bersifat destruktif yang dapat mengenai sumua jaringan tubuh karena pada stadium ini bakteri penyebab penyakit yang berupa sifilis treponema pallidum sukar di temukan, sehingga tidak termasuk stadium yang menular. Adapun bahaya yang dapat di timbulkan dapat berupa kelumpuhan, masalah pendengaran, kebutaan, demensia, impotensi, dan bahkan kematian jika di biarkan. Sedangkan bentuk kelainan kulit yang berupa lesi pada stadium ini berupa gumma yaitu infiltrat berbatas tegas yang mengalami perkijuan yang di temukan pada semua organ tubuh. Sedangkan gejala infiltrat pada kulit akan di tandai dengan permukaan yang licin, padat kenyal, indolen yang dapat menonjol dan jika pecah maka dapat membentuk ulkus gumosum.
Gejala penyakit sifilis tersier ini akan di tandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Terdapat luka yang bisa terjadi pada semua bagian tubuh, bisa juga di muka, tangan kaki dan bagian tubuh lainnya.
- Mengalami kematian sel pada jaringan tubuh atau nekrosis.
- Jika tidak di obati maka dapat beresiko pada neurosifilis yaitu infeksi otak atau sumsum tulang belakang.
- Terjadinya infeksi pada janin.
5. Sifilis Kongenital
Penyakit sifilis ini terjadi pada seorang ibu yang menderita sifilis, yang penularannya akan terjadi pada anak yang di kandungnya, yaitu dapat di mulai setelah plasenta terbentuk dengan sempurna. Namun keadaan ini dapat di atasi apabila telah di antisipasi sejak dini dengan cara melakukan pengobatan. Penyakit sifilis kongenital ini akan di temukan pada anak yang baru lahir atau bisa saja setelah beberapa minggu dari kelahiran sang anak yang berupa kelainan pada kulit atau bisa saja di selaput lendir yang ditandai pada sifilis pada stadiun 2. Selain itu kelainan pada tulang juga dapat di temukan yang berupa osteokondritis. Sementara itu sifilis pada fase lanjut dapat menyebabkan kelainan pada mata, pendengaran, gigi hutchinson (bentuk gigi yang tidak normal) dan intelegensia (tingkat kecerdasan) yang menurun.
Sifilis kongenital ini menurut tingkat perkembangannya juga di bagi menjadi 2 bagian yaitu kongenital dini dan lanjut. Bagi seseorang yang menderita penyakit sifilis kongenital fase dini biasanya terjadi pada anak yang berusia kurang dari 2 tahun dengan gejala dan bahaya yang berupa:
- Kelainan pada kulit yang dapat menjadi terkikis oleh luka yang kemudian dapat terjadi papuloskuamosa.
- Pada lapisan kulit terutama pada hidung dan pharing terjadi perdarahan.
- Pada tulang dapat terjadi osteokondritis tulang panjang.
- Terjadinya anemia hemolitik.
- Pembengkakan hati dan limpa (hepatosplenomegali).
- Sering mengalami kejang-kejang.
Sedangkan penderita penyakit sifilis kongenital fase lanjut akan terjadi pada anak yang berusia lebih dari 2 tahun yang dapat menimbulkan gejala bahaya seperti:
- Gangguan pada pertumbuhan gigi susu yang berupa munculnya gigi kecil yang menyerupai gigi gergaji atau bisa juga menyerupai buah mulberry.
- Gangguan pendengaran atau tuli karena akibat dari gangguan saraf pusat.
- Terjadi infeksi otak atau sumsum tulang belakang yang di kenal dengan neurosifilis.
- Adanya belahan atau garis di sekitar mulut, lubang hidung dan mata
- Beresiko pada penyakit jantung dan stroke.
Prenyebab
Penyakit sifilis seperti uraian diatas merupakan penyakit menular. Adapun sifilis yang termasuk mudah untuk menular adalah jenis sifilis primer dan skunder. Penyakit yang di sebabkan dari bakteri Treponema pallidum ini dapat timbul dan menular karena di sebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
- Hubungan seksual; hubungan seksual yang di lakukan dengan pasangan yang menderita sifilis dapat menular dengan mudah kepada pasangannya dan penularan melalui hubungan seksual ini termasuk penularan sifilis yang sering terjadi.
- Seks Oral; Aktivitas seksual dengan cara memberikan rangsangan pada alat kelamin pasangan seks dengan cara menggunakan mulut, lidah, gigi atau tenggorokan.
- Mencium di daerah di dekat lesi atau luka sifilis; hal itu juga memperbesar resiko terhadap penularan sifilis karena bakteri penyebab sifilis dapat menempel pada lapisan kulit yang kemudian dapat berkembang menjadi penyakit sipilis.
- Jarum suntik; walaupun penularan sipilis melalui jarum suntik relatif sedikit, namun tetap berbahaya apabila melakukan pengobatan dengan menggunakan jarum suntik yang sudah di gunakan untuk menyuntik orang yang terkena sipilis karena akan memperbesar resiko penularan.
Pencegahan
Penyakit sipilis merupakan penyakit menular yang di sebabkan dari bakteri. Sedangkan bakteri penyebab sipilis tidak dapat bertahan di luar tubuh, jadi penyakit ini tidak bisa menular melalui pakaian, toilet, tempat tidur, peralatan makanan dan tempat-tempat lain yang di gunakan oleh penderita penyakit sipilis. Adapun usaha untuk mencegah penyakit sipilis tersebut adalah sebagai berikut:
- Tidak melakukan hubungan seksual; Sebagai mana uraian diatas, bahwa penyakit sifilis tersebut merupakan penyakit seksual yang menular, jadi tidak melakukan hubungan seksual pada seseorang yang menderita sifilis merupakan pencegahan dari penularan sipilis. Adapun untuk membedakan bahwa seseorang tersebut terkena penyakit sifilis mempunyai ciri-ciri seperti di atas.
- Memilih Pasangan Hidup; Untuk menghindari serangan sifilis, anda dapat menikahi wanita/perawan yang sehat dan tentunya terbebas dari penyakit sipilis. Solusi lain selain melakukan pernikahan adalah melampiaskan birahi dengan cara masturbasi.
- Menggunakan Kondom; Untuk mencegah penyakit sifilis selain memilih pasangan hidup yang sehat, menggunakan kondom dalam melakukan hubungan seksual merupakan tindakan untuk mencegah penularan penyakit sifilis karena dapat mengurangi risiko penularan.
- Toilet yang higienis; selain menjaga kebersihan toilet, hindari toilet yang digunakan dengan duduk apabila menggunakan toilet umum karena dapat meningkatkan resiko pada penularan penyakit sifilis.
- Sesegera mungkin melakukan pengobatan apabila di temukan tanda-tanda terkena penyakit sifilis.
Pengobatan
Bagi anda yang menderita penyakit sipilis hendaknya melakukan pemeriksaan kedokter, karena pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi penyakit ini adalah obat yang di berikan oleh dokter dan biasanya dokter akan memberikan obat dan perawatan yang berupa:
- Untuk obat sifilis primer biasanya akan di berikan benzatin penisilin. Untuk dosis yang diberikan mempunyai total 4,8 juta unit secara IM dengan rincian 2,4 juta unit di berikan berturut-turut dan 2,4 juta unit di berikan selama satu minggu. Sedangkan sifilis skunder dengan dosis total mencapai 6 juta unit secara IM.
- Selain benzatin penisilin, juga ada obat lainnya seperti; penisilin prokain dalam aluminium monostearat (PAM) yang di berikan seminggu 2 kali dengan dosis 1,2 juta unit sampai mencapai dosis 4,8 juta unit untuk sifilis primer dan 6 juta unit untuk sifilis skunder.
- Penisilin prokain dalam akua yang di berikan dengan dosis 600 ribu unit dalam sehari selama delapan hari untuk sifilis primer dan di berikan sampai 15 hari untuk sifilis skunder.
Obat sifilis seperti di atas merupakan contoh saja dan apabila anda anda menderita sifisis sebaiknya di bawa kedokter karena dosis yang di berikan pada tiap pasien akan berbeda-beda yang tentunya berkaitan dengan usia dan kondisi penderita.
Demikianlah uraian kali ini tentang Gejala Penyakit Sifilis, Penyebab dan Obatnya semoga bermanfaat. Jangan lewatkan artikel menarik lainnya tentang Ciri-ciri Penyakit Leukemia - Gejala, Penyabab dan Harapan Hidup.
Jangan lupa untuk berkonsultasi gratis dengan dokter kelamin cikarang untuk mengatasi masalah kesehatan anda.
BalasHapusSifilis jika tidak segera dilakukan pengobatan maka akan berdampak buruk bagi kesehatan, untuk itu sangat disarankan bagi orang yang terinfeksi segera melakukan pengobatan sifilis
BalasHapus